Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Berikut Sunnah-Sunnah Sebelum Wudhu dan dalil-dalilnya

 

KESUNNAHAN SEBELUM WUDHU

1.  Mengucapkan niat sunnah wudlu dengan mengucapkan: نَوَيْتُ سُنَنَ الْوُضُوْءِ

“Saya berniat sunnat-sunnat wudlu”

Dalilnya menggunakan qiyas atau analogi hukum terhadap kesunnahan melafalkan niat haji dan umrah. Hukum ini berdasarkan âtsâr as-shahâbah Sayidina Umar dalam kitab Syarh Ma'ânî al-Âtsâr (juz 2, hal. 146) karya Abu Ja’far Ahmad bin Muhammad at-Thahawi(321H)berikut:


عن رسول الله صلى الله عليه وسلم أنه أتآه آت من ربه فقال له: قل عمرة في حجة

“Dari Rasulullah SAW, bahwa nabi pernah didatangi oleh utusan Tuhannya (malaikat Jibril), lalu menyampaikan kepada nabi, ‘Ucapkanlah umarah dalam haji’.

2.     Membaca basmalah dan ta’awwudz. Minimal lafadz بِسْمِ اللهِ dan maksimal :

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَيْطَانِ الرَّاجِيْمِ ، بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ، رَبِّ أَعُوْذُ بَكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْن وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُوْن

Kesunnahan membaca basmalah ketika hendak berwudhu, berdasarkan hadits Nabi SAW :

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُ قَالَ : طَلَبَ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وُضُوْءً فَلَمْ يَجِدُوْا مَاءً فَقَالَ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَلْ مَعَ أَحَدِكُمْ مِنْ مَاءٍ؟ فَأُتِيَ بِمَاءٍ فَوَضَعَ يَدَهُ فِى الْاِنَاءِ الَّذِيْ فِيْهِ الْمَاءُ ثُمَّ قَالَ: تَوَضَؤُا بِسْمِ اللّٰهِ، فَرَيْتُ الْمَاءَ يَفُوْرُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ حَتَّى تَوَضَّأَ نَحْوُ سَبْعِيْنَ رَجُلًا (رواه النساء

Dari Anas r.a., ia berkata : salah seorang sahabat Nabi saw, mencari air untuk wudhu, namuniya tetap tidak mendapatkannya. Nabi saw, lalu bertanya: “apakah ada diantara kalian ada yang membawa air? Lalu ada seeorang yang menyuguhkan air kepadanya. Lalu beliau mencelupkan tangannyake tempat air seraya bersabda: “wudhulah kamu semua dengan membaca bismillahirrahmanirrahim.” Saya lalu melihat air memancar dari jari-jari beliau, sehingga ada tujuh puluh orang berwudhu dengan air itu. (HR.Annasa’i)

3.     Bersiwak, sunnah menggunakan kayu arak yang di basahi dengan air dan menggunakan tangan kanan serta berdoa dengan mengucapkan:

اَللّٰهُمَّ بَيِّضْ بِهِ أَسْنَانِيْ، وَشُدَّ بِيْ لِثَاتِيْ، وَثَبِّتْ بِهِ لَهَاتِيْ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْهِ وَأَثِبْنِيْ عَلَيْهِ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن

“ya allah,dengan siwak, putihkanlah gigiku, kuatkanlah gusiku, tetapkan langit-langit mulutku, fasihkan lisan ku, berkahilah aku dalam bersiwak, dan berikanlah pahala pada ku atas bersiwak, wahai tuhan yang maha belas kasih”

Kesunnahan bersiwak berdasarkan hadits Nabi SAW :


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ - رَضِيَ اللهُ عَنْهُ - عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ: "لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِيْ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوْءٍ. رواه البخاري ومسلم

Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Seandainya tidak memberatkan ummatku maka sungguh akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali wudhu. (HR. Bukhari dan Muslim)

4.   Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan, secara beramaan dengan berdo’a:


اَللّٰهُمَّ اِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْيُمْنَ وَالْبَرَكَة وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشُّؤْمِ وَالْهَلَكَة

“ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikan dan berkah padamu, dan aku berlindung kepadamudari kejelekan dan kerusakan”

Kesunnahan membasuh kedua telapak tangan sampe pergelangan tangan berdasarkan hadits Nabi SAW :


عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أًنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ مَنَامِهِ فَلَا يَغْمِسُ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسُلَهَا فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ. رواه البخاري ومسلم

Dari sahabat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Jika salah satu dari kalian bangun dari tidur maka janganlah memasukkan kedua tangan ke dalam wadah air hingga dia mencucinya terlebih dahulu. Sebab dia tidak tahu dimana tangannya tadi malam." (HR. Bukhari dan Muslim).

5.  Madmadhah (berkumur-kumur) dan istinsaq (memasukkan air kedalam hidung).madmadhah adalah memasukkan air kedalam mulut. Sunnah dengan menggunakan tangankanan dan berdoa:

اَللّٰهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى تِلَاوَةِ كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِّكْرِ لَكَ وَثَبِّتْنِيْ بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِيْ الدُّنْيَا وَالْأٓخِرَةِ

“ya Allah, berilah aku pertolongan agar dapat membaca kitab dan memperbanyak dzikir kepadmu. Dan tetapkanlah aku dengan ucapan yang tetap (syahadat) di dunia dan akhirat.”

Kesunnahan berkumur-kumur berdasarkan hadits Nabi SAW :


عَنْ حُمْرَانَ: أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ: ... ثُمَّ مَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ ... ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا. (متفق عليه)

Dari Humran bahwa Utsman RA meminta air wudhu: "… Lalu berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung dan mengembuskannya keluar. Kemudian Utsman berkata: "Saya melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhu-ku ini." (HR. Bukhari Muslim)

6.   Istinsyaq adalah memasukkan air kedalam hidung. Sunnah menggunakan tangan kanan serta berdoa:

أَللّٰهُمَّ أَرِحْنِيْ رَاءِحَةَ الْجَنَّةِ وَأَنْتَ عَنِّيْ رَاضٍ

“ya Allah, hirupkanlah padaku bau wangi syurga dan engkau ridha kepaduku.”

Dalilnya adalah sama dengan dalil berkumur-kumur yaitu hadis sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim


عَنْ حُمْرَانَ: أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ: ... ثُمَّ مَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ ... ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا. (متفق عليه)

Dari Humran bahwa Utsman RA meminta air wudhu: "… Lalu berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung dan mengembuskannya keluar. Kemudian Utsman berkata: "Saya melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhu-ku ini." (HR. Bukhari Muslim)

7.  Melebihkan (mubalaghah) saat berkumur dan beristinsyaq bagi selain orang yang berpuasa. Melebihkan berkumur yaitu sekira air bias sampai di ke ujung langit-langit mulut, kedua sisi gigi dan gusi. Sedangkan dalam istinsyaq yaitu mengangkat air dengan nafas hingga sampai ke batang hidung.

Kesunnahan melebihkan atau mubalagah ini berdasarkan hadits Nabi SAW :

أَسْبِغِ الوُضُوْءَ ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِي الإِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُوْنَ صَائِماً

Sempurnakanlah wudhu, bersihkanlah di antara sela-sela jari-jemari, dan berlebih-lebihanlah dalam melakukan istinsyaq kecuali apabila engkau dalam keadaan berpuasa. (Hadits shahih. Shahîh Abî Dawūd)

8.  Al-istintsar, yaitu mengeluarkan air dari hidung. Sunnah dengan menggunakan tangan kiri dengan berdoa:

أَللّٰهُمَّ اِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ

“ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari bebauan neraka dan kejelekan tempat tinggal”

Dalilnya adalah sama dengan hadits berkumur-kumur


عَنْ حُمْرَانَ: أَنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ: ... ثُمَّ مَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، وَاسْتَنْثَرَ ... ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا. (متفق عليه)

Dari Humran bahwa Utsman RA meminta air wudhu: "… Lalu berkumur-kumur dan menghirup air dengan hidung dan mengembuskannya keluar. Kemudian Utsman berkata: "Saya melihat Rasulullah SAW berwudhu seperti wudhu-ku ini." (HR. Bukhari Muslim)

9.   Mentigakalikan basuhan setiap pekerjaan yang di jelaskan di atas.

Adapun dalil mentigakalikan basuhan adalah berdasarkan hadits Nabi SAW :

عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الطُّهُورُ فَدَعَا بِمَاءٍ فِى إِنَاءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثًا ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا ثُمَّ غَسَلَ ذِرَاعَيْهِ ثَلاَثًا ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ فَأَدْخَلَ إِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَيْنِ فِى أُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِإِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَ اهِرِ أُذُنَيْهِ وَبِالسَّبَّاحَتَيْنِ بَاطِنَ أُذُنَيْهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاَثًا ثَلاَثًا ثُمَّ قَالَ هَكَذَا الْوُضُوءُ فَمَنْ زَادَ عَلَى هَذَا أَوْ نَقَصَ فَقَدْ أَسَاءَ وَظَلَمَ. أَوْ ظَلَمَ وَأَسَاءَ. رواه ابو داود

Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, bahwa ada seorang lelaki mendatangi Nabi SAW., lalu bertanya, “Rasulullah, bagaimana cara bersuci itu?.” Maka beliau meminta supaya diambilkan air dalam ember lalu beliau membasuh kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali. Kemudian beliau membasuh wajahnya sebanyak tiga kali. Membasuh kedua lengannya tiga kali. Setelah itu beliau mengusap kepalanya, kemudian memasukkan dua jari telunjuknya ke dalam kedua telinganya dan mengusap bagian luar daun telinganya dengan kedua ibu jarinya, sementara kedua ibu jarinya mengusap bagian dalam telinganya. Lalu beliau membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali-tiga kali. Beliau kemudian bersabda, “Demikianlah cara berwudhu. Barang siapa yang menambah atau menguranginya, sungguh ia telah berbuat jelek atau zalim.” atau “berbuat zalim atau melakukan kejelekan.” (HR. Abu Dawud)

Posting Komentar untuk "Berikut Sunnah-Sunnah Sebelum Wudhu dan dalil-dalilnya"